Minggu, 28 April 2013

Belanda Sang Pelopor Inovasi Dunia By : Anggun Sugiarti


Belanda merupakan negeri berpenduduk sekitar 15,8 juta orang dengan luas hanya 41.548 km² dimana sekitar 27 persen wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Hal tersebut menyebabkan Belanda terus berjuang menaklukan air layaknya menghalau musuh dengan melakukan berbagai macam cara untuk mengubah air tersebut menjadi tanah daratan. Awal mulanya, warga Frisian yang mendiami Belanda melakukan reklamasi pantai dan membangun apa yang disebut dengan Terpen, bendungan pertama yang dibangun untuk menghadang air laut utara.
Belanda menerapkan sistem reklamasi lahan melalui sistem polder yang kompleks untuk mempertahankan wilayah Belanda dari ancaman banjir dan air pasang. Pendirian Zuiderzee (pembangunan pantai baru, bendungan, serta pengeringan melalui pompa kincir angin, kanal-kanal, dan polder atau sistem tata air tertutup) dilakukan untuk memperkuat pembangunan sistem hidrolik inovatif di negeri Van Oranje tersebut. Oleh karena itu polder dan kincir angin akhirnya menjadi identik dengan Negeri Belanda.
Polder dan Kincir Angin di Belanda

Negara Belanda merupakan negara yang tak pernah berhenti berupaya melahirkan inovasi. Perjuangan melawan banjir telah dilakukan Belanda hampir selama satu milenium. Hal tersebut mengingatkan kita pada untaian kata yang dilontarkan Rene Descartes, “God created the world, but the Dutch created Holland”, ujarnya. Filsuf Perancis tersebut mencoba menggambarkan bagaimana orang Belanda mengeringkan daratan yang digenangi air agar dapat menjadi permukiman yang layak didiami.
Pertarungan dengan laut tidak selesai sampai disitu. Suatu pekerjaan konstruksi modern yang jauh lebih besar setelah Afsluitdijk (pembangunan bendungan pada dua titik yang dipertemukan di tengah laut) adalah pembangunan bendungan berseri secara berturut-turut yang dinamakan proyek “Deltawerken”. 
 
Proyek Delta (Delta Works/ Deltawerken)
pembayunsekar.blogspot.com

Proyek Delta dikonstruksi hampir selama 5 dekade dan menjadi salah satu upaya pembangunan terbesar dalam sejarah peradaban manusia. American Society of Civil Engineers pun menetapkannya sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern. Terkait dengan pencapaian tersebut, dapat dirasakan bahwa semangat membangun dan berinovasi Belanda sangat tinggi. Inovasi tersebut merupakan instrumen utama dalam pembangunan Belanda menjadi sebuah bangsa yang sejahtera secara ekonomi, kaya akan budaya dan memiliki reputasi tinggi dalam bertoleransi.
Pemerintah Belanda juga melakukan tindakan preventif dengan mendirikan Water Board yaitu pengawasan terhadap pengelolaan air di setiap wilayah melalui suatu forum yang mengumpulkan masyarakat disekitar wilayah untuk membahas pengelolaan air secara demokratis. Dalam hal ini, terdapat jaminan kebebasan berpendapat dimana penduduk disana mempunyai posisi yang setara.
Kebebasaan tersebut menjadi pondasi yang kuat dalam karakter inovatif masyarakat Belanda sehingga melahirkan banyak kreasi-kreasi besar yang mendapat pengakuan dunia mulai dari karya lukisan dari Rembrandt yang sangat indah, hingga jam pendulum dan navigasi kapal hasil karya Cristiaan Huygens. Bahkan bunga Tulip dengan berbagai warna yang menjadi ciri khas Belanda juga merupakan hasil pengembangan botani para peneliti Belanda yang membawanya dari kawasan Asia Tengah.
Apa yang ada dibalik bendungan di Belanda menunjukkan bagaimana proses pembelajaran dan interaksi dengan air selama bertahun-tahun telah membentuk budaya masyarakat belanda yang terus gelisah dan berupaya untuk memperbaiki keadaan melalui teknologi konstruksi bangunan yang semakin canggih. Tidak berhenti sampai disitu karakter inipun merupakan penjelasan yang logis dari berbagai hasil karya inovatif hasil kreasi bangsa Belanda yang banyak dinikmati oleh berbagai belahan dunia saat ini. Untuk itu kita patut mempelajari apa yang terjadi dibalik bendungan Belanda tidak hanya konstruksi tetapi juga masyarakatnya.