Yeayy! Travelling adalah kegiatan yang paling aku sukai.
Alhamdulillah mendapatkan kesempatan untuk menapaki Kota Penang Malaysia
setelah menikmati suasana Kota Medan Sumatera Utara.
Well, pertama penulis akan bercerita mengenai Kota Medan. Sesampainya
di bandara kita menaiki kereta bandara, Airport railway station di Kuala Namu.
Perjalanan dari kualanamu menuju kota medan sekitar 30 menit menggunakan
kereta. Harganya 100.000 rupiah.
Keceriaan dalam Kereta dari Kuala Namu menuju Medan
Ada satu hal yang paling aku sukai di kota ini adalahhhhhh
DURIAN.. I really love it so muchhhh.. Lebayy :p
Yaaa meski durian saat itu belum musim, akan tetapi masih
ada juga stock durian di Ucok Durian.. Mantaaapp…
Menikmati Manisnya Durian Medan, satu mana cukup :p
Istana Maimoon..
Di Istana Maimoon kita bisa mencoba kostum baju daerah medan
dengan sewa baju 10.000, 30.000, hingga 60.000 rupiah.
Raja dan Ratu sedang menemani putri
yang menunggu pangeran yang belum juga datang :p #jadibaper
Kita juga bisa membeli oleh-oleh seperti tas, kain tenun,
sarung tenun di sana.
Disana juga terdapat taman yang indah dengan hiasan
bunga-bunga nan elok..
I love flowers ^_^
In front of Maimoon Palace :)
Selanjutnya kita berkemas untuk menuju PENANG :D
Tepat jam 16.30 kami sampai di Bandara Kuala Namu.
Di depan Miniatur Khas Medan
Okee,,, Here we go! Saatnya take off pada jam 7 malam.. Kemudian kita sampai
di bandara penang pukul 19.30. Yuhuu saatnya nyari spot foto yang ada tulisan
Penang akhirnya dapet di spot ini.. hehehehe.. Padahal tulisannya Quarantine
Unit.. Random aja deh meski di tempat karantina..
Inside Penang Airport
Sebelum menuju hotel, aku sempat menukar uang rupiah ke
ringgit. Cukup mahal kalau kita menukar di Money Changer Bandara. Selisih
sekitar 100.000 jika menukar 1 juta. Setalah itu kami menuju Hotel Georgetown
City Hotel Penang menggunakan taksi bandara.
Dalam perjalanan menuju hotel, kami memiliki kesepakatan
dengan sopir taksi bandara untuk menggunakan jasanya selama 10 jam mulai jam 8
pagi hingga jam 6 malam.
Jam 8 pagi agak ngaret sedikit kita menuju Street Art, George Town. Disana banyak
lukisan mural yang ada di dinding-dinding.
Penang Street Art, “Little
Children on a Bicycle” Mural, Armenian Street, George Town, Penang
“Reaching Up” Mural,
Cannon Street, George Town, Penang
Walking around trying to find the street art in Georgetown is an amazing
free activity that showed us a very different kind of street art and also made
us discover so much more of the city.
Depan Klenteng Street Art, Georgetown
Lukisan Barongsai
Toko Pernak Pernik Street Art
Di depan Klenteng Street Art
Masih di Street Art :D
Di daerah street art tersebut juga terdapat Masjid Melayu Jamek Lebuh Acheh Pulau Pinang.
Terletak di ujung selatan
George Town, masjid di Lebuh Acheh masuk Tapak Warisan Duni ni dibangun dengan
gaya arsitektur Moorish, corak yang juga muncul pada Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh. Namun, kubahnya tidak berbentuk setengah lingkaran, melainkan
beratap meru. Gaya arsitektur China tercermin dari butiran abstrak naga di
puncak dan sudut-sudut atap.
Masjid Melayu Jamek Lebuh Acheh Pulau Pinang
Menara Masjid Melayu Jamek Lebuh Acheh Pulau Pinang
Next destination Kek Lok Si
Temple :D
Sebelum menuju singgah sana Kuan Yin, kami mampir dulu Transformer of Gurney Paragon.
Just took a picture lalu kita menuju pasar yang seperti pasar minggu lokasinya
di dekat stadium Bandara Pulau Penang.
Transformer of Gurney Paragon
Akhirnya kami tiba di Kek Lok Si Temple ^_^
Di sekitar patung tersebut
terdapat beberapa kuil dan pagoda. Kita juga dapat melihat pemandangan penang.
Banyak local Chinese Malaysians datang untuk mengunjungi Kuil Kuan Yin.
Dewi Kuan Yin
Kuil Kuan Yin
Pemandangan Sekitar Penang
Keep Smiling and Keep Shining :D
Bukit Bendera, Penang Hill ^_^
Penang Hill adalah sebutan
dalam Bahasa Inggris untuk Bukit Bendera yang ada di Pulau Penang, Malaysia.
Nama awalnya adalah Bukit Bendera Pulau Penang atau Flag Hill. Namun karena
dari bukit ini menjadi titik tertinggi (sekitar 830 meter diatas Kota George
Town) untuk bisa melihat Pulau Pinang secara keseluruhan, maka disebutlah
ini menjadi Bukit Penang atau Penang Hill yang sudah dibuka untuk umum sejak
tahun 1923 dan menjadi salah satu tempat paling favorit bagi penduduk Pulau
Penang kalau lagi suntuk.
Bukit Bendera :)
Penasaran dengan pemandangan
Georgetown bukan? Akhirnya kita menaiki kereta menuju puncak penang hill untuk
melihat pemandangannya. Ada 2 kereta yang akan naik dan turun secara bergantian
dengan selang waktu sekitar 20-30 menit. Perjalanan kereta ke Penang Hill
sekitar 5 menit dan ternyata rel kereta api ini dibangun selama 17 tahun dari
1906 hingga 1923. Nanti kereta juga akan melintasi terowongan sepanjang sekitar
10 meter yang tahun pembangunan 1922. Kereta yang dipakai kini merupakan kereta
terbaru dengan daya angkut sekitar 80 penumpang dan desain kereta yang miring
menyesuaikan kemiringan bukit sekitar 45 derajat.
Rel Kereta dengan Kemiringan 45 derajat
The Owl Museum at Penang Hill
Cetakan Tangan Di Penang Hill
Pemandangan Pepohonan di atas Penang Hill
Di sana kami juga berjalan
mengelilingi Penang Hill. Terdapat Love Lock
yang dipercaya bisa mengikat cinta sepasang kekasih :p wkwkwkwk..
Love Lock at Penang Hill
with Ibu Gaul at Lock Love, Penang Hill
Sore harinya, kami bermaksud
mencari oleh-oleh di Komtar. Akan tetapi, kita menuju Chowrasta Market (Pasar Tradisional yang ada di Penang). Setelah
hunting beberapa pernak-pernik di sana, kami menuju Plaza Gurney, Parkson Mall
yang terkenal di Penang. Harganya cukup tinggi tetapi bisa menjadi sangat murah
jika terdapat diskonan. Pas banget ada SALE!!! hehehe..
Plaza Gurney
Satu tempat yang belum sempat
dikunjungi adalah Pantai Batu Feringgi karena hujan mengguyur Kota Penang
sehingga kita mengurungkan niat menuju pantai itu.
Time is up! Tepat pada pukul
18.00 kami menuju hotel karena waktu persewaan mobil taksi sudah habis. Setibanya
di hotel, kami pun belum puas untuk mencari oleh-oleh. Akhirnya kami menuju Komtar (Kompleks Tun Abdul Razak) karena
penasaran. Dengan menaiki Rapid Penang Bus 101 kami menuju tempat tersebut.
Komtar (Kompleks Tun Abdul Razak)
Besok paginya, kami kembali
menuju medan. Itulah ceritaku tentang perjalanan dadakan menuju Kota Penang.
"Travel while you are young
and able. Don’t worry about the money, just make it work. Experience is far
more valuable than money will ever be."